Dear friends,
Sometimes people don’t realize that when they are falling in love, they can’t avoid from the love it self. They can’t differ between love from God and love from Amour. Sometimes people are being influenced by secular doctrine which is unrealized they get into deeper ordinary love. It can’t be ignored that people live in this world and related to secular things of the world. Sometimes we are so happy and say to God, “Thank you Lord, finally I found someone to share my life with…”
But as the time goes by… can love keep standing strong trough the time?
Friends, mencari pasangan hidup sejati dalam terang tidaklah semudah mencari pasangan hidup dalam dunia sekuler. Seringkali seseorang tidak dapat membedakan kasih sejati yang berasal dari Tuhan dengan kasih yang berasal dari amour, yaitu perasaan cinta yang timbul dan begitu menggebu-gebu tanpa ada konfirmasi dari Tuhan. Memang sebagai manusia yang belum sepenuhnya sempurna, tidaklah mudah memisahkan diri dengan lingkungan dunia yang secara tidak langsung turut mempengaruhi gaya hidup seseorang.
RAHASIA DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP
Sebagai anak-anak yang dikasihi Tuhan, sebenarnya ada satu rahasia besar yang Ia singkapkan dalam memilih pasangan hidup, yaitu mengenai teguran rasul Paulus pada umat di Korintus, dalam kitab 2Korintus 6:14-18, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah yang terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: ”Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.”
Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa ayat tersebut diatas diterapkan untuk konteks lingkup ”pasangan”. Tuhan sendiri menjelaskan bahwa pemisahan diri disini dimaksudkan agar tidak seorangpun turut berperilaku sebagaimana kebiasaan yang telah orang-orang tidak percaya lakukan. Memisahkan diri disini telah ditangkap dengan baik artinya oleh para rasul pada zaman Gereja perdana atau zaman kasih anugrah. Para rasul tetap mendekatkan diri dengan mereka yang tidak percaya, namun menjauhkan diri dari setiap perbuatan dan kebiasaan orang-orang tidak percaya tersebut. Sebab bagaimanakah penuaian jiwa akan tercapai jika para rasul tersebut memisahkan diri dalam arti benar-benar secara fisik menjauh dan tidak dekat dengan mereka yang tidak percaya?
MENJAUHKAN DIRI NAMUN TETAP MENDEKAT
Sebagaimana Saulus yang tidak percaya dapat diubahkan Yesus menjadi Paulus seorang penuai jiwa terbesar di zamannya dimana di dalam setiap pelayanannya begitu menggelora tidak suam-suam kuku, maka demikian pula jika Tuhan berkenan, maka gelap akan menjadi terang dan sukacita bagi dunia, sebagaimana yang telah disingkapkan dalam kitab Kisah Para Rasul 13:47 – 48, Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Yesus telah mempercayakan kita yang telah ditebus oleh-Nya, untuk mejadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya kita membawa keselamatan sampai ke ujung bumi melalui firman Allah yang hidup.
MENGAPA PASANGAN HIDUP DICIPTAKAN ?
Masih mengenai seputar pasangan hidup, Allah berfirman dalam kitab Kejadian 2:18, Tuhan berfirman: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Allah melihat bahwa tidak baik manusia seorang diri dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Allah memberikan manusia seorang penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Yang perlu diingat disini adalah Allah selalu memberikan manusia penolong yang sepadan baginya.
SATU RUSUK DIPERUNTUKKAN HANYA UNTUK SATU PEREMPUAN
Lebih lanjut dalam kitab Kejadian 2:21-25, Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu”
Hal ini adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dimana manusia belum jatuh dalam dosa dan dapat berinteriksi dengan Allah.
Dalam ayat tersebut diatas, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Allah mengambil salah satu rusuk saja dari laki-laki, bukan beberapa rusuk. Jadi sesungguhnya seorang pasangan hidup yang sejati adalah pasangan yang telah Tuhan ciptakan dimana rusuk seorang laki-laki berada di tempat seorang wanita. Ya, masing-masing hanya bisa mempunyainya masing-masing seorang, bukan lebih dari beberapa orang.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. Seorang laki-laki diharapkan dapat mandiri dan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, dan menjadi satu daging dalam suatu ikatan pernikahan yang kudus. Meninggalkan ini bukan berarti tidak ada interaksi ataupun perhatian sama sekali dengan orang tuanya, melainkan yaitu dapat mandiri membentuk suatu ikatan keluarga yang baru tanpa adanya campur tangan keluarga orang tuanya lagi.
Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Sungguh aneh memang karena saat mereka menikah, mereka telanjang dan menjadi satu daging, tidak ada lagi perasaan malu diantara mereka. Arti kata telanjang disini pun dapat diartikan bukan hanya dalam bentuk fisik saja, melainkan juga tidak ada hal-hal lagi yang seharusnya ditutupi oleh sepasang suami istri yang telah dikuduskan oleh Allah. Mereka akan menjadi satu daging, satu rupa dalam berbagai hal.
BAGAIMANA CARA MENGETAHUI BAHWA RUSUK LAKI-LAKI ITU TELAH BERADA DI PEREMPUAN YANG TEPAT ?
Jawabannya dapat digambarkan dalam dalam kitab Kejadian 24:36-46. Friends, telusuri dan teliti ayat ini dengan sangat hati-hati:
Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala harta miliknya. Tuanku itu telah mengambil sumpahku: Engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang istri dari antara perempuan Kanaan, yang negerinya kudiami ini, tetapi engkau harus pergi ke rumah ayahku dan kepada kaumku untuk mengambil seorang istri bagi anakku. Jawabku kepada tuanku itu: Mungkin perempuan itu tidak mau mengikut aku. Tetapi katanya kepadaku: Tuhan, yang dihadapan-Nya aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang istri dari kaumku dan dari rumah ayahku. Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku.
Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi, lalu kataku: Tuhan, Allah tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau membuat berhasil perjalanan yang kutempuh ini. Disini aku berdiri di dekat mata air ini; kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, - dialah kiranya istri, yang telah Tuhan tentukan bagi anak tuanku itu. Belum lagi aku habis berkata dalam hatiku, Ribka telah datang membawa buyung ke atas bahunya, dan turun ke mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku minum. Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta berkata: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku minum, dan unta-unta itu juga diberinya minum.
Abraham sebagai Bapa besar bangsa-bangsa berkata pada hambanya untuk mencarikan istri bagi Ishak, anak laki-lakinya dan menghasilkan keturunan sebagaimana janji Allah pada Abraham bahwa Allah akan menjadikan keturunannya bagaikan banyaknya bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Sesuai dengan firman Allah, Abraham berpesan pada hambanya itu hanya untuk mencari calon istri yang berasal dari kaumnya, bukan dari kaum bangsa Kanaan atau bangsa lainnya. Abraham menginginkan generasi keturunannya nanti taat dan setia akan Tuhan. Dan kepada hambanya itu, Abraham mengambilkan sumpah agar benar-benar mencarikan istri bagi Ishak yang berasal dari kaumnya.
Hamba tersebut kemudian menjalankan semua pesan Abraham, hingga ia sampai ke suatu tempat di dekat Aram-Mesopotamia, di kota Nahor.
Nah disinilah hamba tersebut meminta konfirmasi dari Tuhan, Hamba tersebut menyerahkan semua proses dan keputusan masa depan Ishak di tangan Tuhan. Hamba itu meminta konfirmasi dari Tuhan, jika benar ia istri yang Tuhan tentukan bagi Ishak, kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, - dialah kiranya istri, yang telah Tuhan tentukan bagi anak tuanku itu. Dan sungguh ajaib Tuhan mendengar apa yang hamba itu doakan. Ribka, gadis yang ditemuinya di tepi mata air di kota itu benar-benar melakukan persis seperti apa yang telah ia konfirmasikan pada Tuhan. Hamba itu pun berlutut dan sujud menyembah Tuhan, sebagaimana tertulis dalam kitab Kejadian 24:48, Kemudian berlututlah aku dan sujud menyembah Tuhan, serta memuji Tuhan, Allah tuanku Abraham, yang telah menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan saudara tuanku ini bagi anaknya.
Bukan hanya konfirmasi dari hamba itu saja yang dipenuhi, melainkan juga konfirmasi dari Abraham pun turut dijawab, yaitu ketika Abraham berpesan pada hambanya, untuk mencari calon istri bagi Ishak yang berasal dari kaum keturunannya dan berpesan: Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku. Konfirmasi dari Abraham ini pun dijawab Tuhan. Ribka berasal dari kaum keturunan Abraham (Kejadian 24:24). Dan ada satu lagi konfirmasi Abraham yang dijawab Tuhan luar biasa yaitu keluarga Ribka mengijinkan Ribka turut serta pergi meninggalkan kampung halamannya untuk ikut dengan hamba Abraham menemui Ishak (Kejadian 24:51, 58-59). Sungguh suatu konfirmasi yang luar biasa, karena pada masa itu wanita yang belum menikah hampir dikatakan tidak ada yang mau berpisah dengan orang tuanya untuk pergi kepada orang asing yang belum dikenalnya. Disini terlihat kuasa Tuhan sungguh luar biasa, Tuhan turut serta memperlancar proses hubungan ini hingga Ishak dan Ribka menikah.
Pergumulan dalam mencari pasangan hidup memang bisa dibilang cukup sulit bagi orang percaya, karena mencari pasangan hidup yang benar tidak hanya mengandalkan perasaan saja, melainkan juga melibatkan Tuhan dalam segala proses. Pasangan hidup menyangkut seluruh aspek masa depan, mengingat dalam kehidupan Kristen menikah adalah sekali untuk seumur hidup, jadi jika salah membuat keputusan tentu akan berakibat fatal untuk masa depan. Karena jika mengandalkan perasaan atau feeling, akan dengan mudah membuat celah bagi Amour untuk masuk dan langsung menerima pasangan hidup tanpa ada konfirmasi lagi pada Tuhan. Konfirmasi disini dimaksudkan agar calon pasangan hidup benar-benar diteguhkan Tuhan dan berasal dari rusuk yang benar. Konfirmasi peneguhan pasangan hidup pada Tuhan bisa berupa apa saja, entah itu peneguhan berupa persamaan visi, persamaan nubuatan, ataupun peristiwa tertentu yang menurut seseorang sangatlah mustahil dilakukan bila ia bukan pasangan sejatinya, seperti contoh Ribka.
ADAKAH PERTENGKARAN DALAM RUMAH TANGGA SEIMAN ?
Memang teori konfirmasi cukup mudah bila dikatakan, namun terkadang cukup sulit untuk diterapkan dalam prakteknya. Mengingat zaman sekarang, dimana semua hal semakin menjurus ke proses yang serba instan, berbagai kalangan tidak ingin pusing memikirkan proses konfirmasi yang rumit dan bertele-tele.
Terkadang bila konfirmasi sudah didapatkan dari Tuhan dan benar-benar menemukan pasangan yang tepat sesuai dengan rusuknya, tidak menutup kemungkinan munculnya pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga. Tidak perlu menjadi heran, karena pertengkaran dalam rumah tangga ini telah terjadi semenjak manusia jatuh ke dalam dosa dan terus berlanjut hingga ke anak cucu sekarang ini, sebagaimana peristiwa Adam dan Hawa yang terjadi dalam kitab Kejadian 3:11-13, Firman-Nya: ”Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: ”Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: ”Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
Adam dan Hawa sebagai nenek moyang manusia, ketika jatuh kedalam dosa saat memakan buah dari pohon yang dilarang Allah, tidak dapat mempertanggung jawabkan dosanya, melainkan saling menyalahkan. Disinilah pertengkaran dalam ”rumah tangga” itu dimulai.
Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Adam menyalahkan Hawa karena istrinya itulah yang telah menawari Adam buah dari pohon yang seharusnya tidak boleh dimakan itu.
Jawab perempuan itu: ”Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Hawa menyalahkan ular (iblis) yang telah memperdayakan dirinya.
Kehidupan rumah tangga mereka tak luput dari masalah dan pertengkaran sehingga saling menyalahkan. Namun Allah adalah setia dan adil, Ia tahu bagaimana cara menyelesaikan setiap masalah dalam kehidupan suami-istri tersebut dan kembali memulihkan hubungan mereka.
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. (Kejadian 3:7)
Meskipun Adam dan Hawa telah melakukan dosa dan saling menyalahkan, namun Allah tetap menyayangi mereka dan mencukupkan kebutuhan mereka. Saat manusia jatuh kedalam dosa, mereka seakan dibukakan mata mereka bahwa mereka berdosa, mereka malu, mereka tahu bahwa mereka telanjang, namun Allah tetap memperdulikan dan menyayangi mereka. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka (Kejadian 3:21).
BAGAIMANA SEANDAINYA PASANGAN TIDAK SEIMAN SUDAH TERLANJUR MENIKAH?
Friends, Allah adalah setia dan adil. Ia tidak akan pernah mengecilkan hati umat yang berharap padanya. Jika mereka telah mengenal kebenaran firman Tuhan sebelum menikah, hendaknya turutilah kebenaran firman Tuhan itu dengan sungguh-sungguh jangan suam-suam kuku. Namun bagi mereka yang beru mengenal firman Tuhan setelah mereka menikah, inilah jawabannya, Tuhan berfirman melalui Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam kitab 1 Korintus 7:10-15, Kepada orang-orang yang telah kawin aku, tidak, bukan aku, tetapi Tuhan – perintahkan, supaya seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya. Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang istri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh istrinya dan istri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
Disini adalah hikmat, barangsiapa bertelinga hendaklah mendengar.
Friends, saat memutuskan untuk menikah, ada baiknya merenungkan terlebih dahulu 1 Korintus 7 : 1-16, Tentang perkawinan.
Sometimes people don’t realize that when they are falling in love, they can’t avoid from the love it self. They can’t differ between love from God and love from Amour. Sometimes people are being influenced by secular doctrine which is unrealized they get into deeper ordinary love. It can’t be ignored that people live in this world and related to secular things of the world. Sometimes we are so happy and say to God, “Thank you Lord, finally I found someone to share my life with…”
But as the time goes by… can love keep standing strong trough the time?
Friends, mencari pasangan hidup sejati dalam terang tidaklah semudah mencari pasangan hidup dalam dunia sekuler. Seringkali seseorang tidak dapat membedakan kasih sejati yang berasal dari Tuhan dengan kasih yang berasal dari amour, yaitu perasaan cinta yang timbul dan begitu menggebu-gebu tanpa ada konfirmasi dari Tuhan. Memang sebagai manusia yang belum sepenuhnya sempurna, tidaklah mudah memisahkan diri dengan lingkungan dunia yang secara tidak langsung turut mempengaruhi gaya hidup seseorang.
RAHASIA DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP
Sebagai anak-anak yang dikasihi Tuhan, sebenarnya ada satu rahasia besar yang Ia singkapkan dalam memilih pasangan hidup, yaitu mengenai teguran rasul Paulus pada umat di Korintus, dalam kitab 2Korintus 6:14-18, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah yang terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: ”Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.”
Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa ayat tersebut diatas diterapkan untuk konteks lingkup ”pasangan”. Tuhan sendiri menjelaskan bahwa pemisahan diri disini dimaksudkan agar tidak seorangpun turut berperilaku sebagaimana kebiasaan yang telah orang-orang tidak percaya lakukan. Memisahkan diri disini telah ditangkap dengan baik artinya oleh para rasul pada zaman Gereja perdana atau zaman kasih anugrah. Para rasul tetap mendekatkan diri dengan mereka yang tidak percaya, namun menjauhkan diri dari setiap perbuatan dan kebiasaan orang-orang tidak percaya tersebut. Sebab bagaimanakah penuaian jiwa akan tercapai jika para rasul tersebut memisahkan diri dalam arti benar-benar secara fisik menjauh dan tidak dekat dengan mereka yang tidak percaya?
MENJAUHKAN DIRI NAMUN TETAP MENDEKAT
Sebagaimana Saulus yang tidak percaya dapat diubahkan Yesus menjadi Paulus seorang penuai jiwa terbesar di zamannya dimana di dalam setiap pelayanannya begitu menggelora tidak suam-suam kuku, maka demikian pula jika Tuhan berkenan, maka gelap akan menjadi terang dan sukacita bagi dunia, sebagaimana yang telah disingkapkan dalam kitab Kisah Para Rasul 13:47 – 48, Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Yesus telah mempercayakan kita yang telah ditebus oleh-Nya, untuk mejadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya kita membawa keselamatan sampai ke ujung bumi melalui firman Allah yang hidup.
MENGAPA PASANGAN HIDUP DICIPTAKAN ?
Masih mengenai seputar pasangan hidup, Allah berfirman dalam kitab Kejadian 2:18, Tuhan berfirman: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Allah melihat bahwa tidak baik manusia seorang diri dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Allah memberikan manusia seorang penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Yang perlu diingat disini adalah Allah selalu memberikan manusia penolong yang sepadan baginya.
SATU RUSUK DIPERUNTUKKAN HANYA UNTUK SATU PEREMPUAN
Lebih lanjut dalam kitab Kejadian 2:21-25, Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu”
Hal ini adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dimana manusia belum jatuh dalam dosa dan dapat berinteriksi dengan Allah.
Dalam ayat tersebut diatas, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Allah mengambil salah satu rusuk saja dari laki-laki, bukan beberapa rusuk. Jadi sesungguhnya seorang pasangan hidup yang sejati adalah pasangan yang telah Tuhan ciptakan dimana rusuk seorang laki-laki berada di tempat seorang wanita. Ya, masing-masing hanya bisa mempunyainya masing-masing seorang, bukan lebih dari beberapa orang.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. Seorang laki-laki diharapkan dapat mandiri dan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, dan menjadi satu daging dalam suatu ikatan pernikahan yang kudus. Meninggalkan ini bukan berarti tidak ada interaksi ataupun perhatian sama sekali dengan orang tuanya, melainkan yaitu dapat mandiri membentuk suatu ikatan keluarga yang baru tanpa adanya campur tangan keluarga orang tuanya lagi.
Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Sungguh aneh memang karena saat mereka menikah, mereka telanjang dan menjadi satu daging, tidak ada lagi perasaan malu diantara mereka. Arti kata telanjang disini pun dapat diartikan bukan hanya dalam bentuk fisik saja, melainkan juga tidak ada hal-hal lagi yang seharusnya ditutupi oleh sepasang suami istri yang telah dikuduskan oleh Allah. Mereka akan menjadi satu daging, satu rupa dalam berbagai hal.
BAGAIMANA CARA MENGETAHUI BAHWA RUSUK LAKI-LAKI ITU TELAH BERADA DI PEREMPUAN YANG TEPAT ?
Jawabannya dapat digambarkan dalam dalam kitab Kejadian 24:36-46. Friends, telusuri dan teliti ayat ini dengan sangat hati-hati:
Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala harta miliknya. Tuanku itu telah mengambil sumpahku: Engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang istri dari antara perempuan Kanaan, yang negerinya kudiami ini, tetapi engkau harus pergi ke rumah ayahku dan kepada kaumku untuk mengambil seorang istri bagi anakku. Jawabku kepada tuanku itu: Mungkin perempuan itu tidak mau mengikut aku. Tetapi katanya kepadaku: Tuhan, yang dihadapan-Nya aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang istri dari kaumku dan dari rumah ayahku. Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku.
Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi, lalu kataku: Tuhan, Allah tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau membuat berhasil perjalanan yang kutempuh ini. Disini aku berdiri di dekat mata air ini; kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, - dialah kiranya istri, yang telah Tuhan tentukan bagi anak tuanku itu. Belum lagi aku habis berkata dalam hatiku, Ribka telah datang membawa buyung ke atas bahunya, dan turun ke mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku minum. Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta berkata: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku minum, dan unta-unta itu juga diberinya minum.
Abraham sebagai Bapa besar bangsa-bangsa berkata pada hambanya untuk mencarikan istri bagi Ishak, anak laki-lakinya dan menghasilkan keturunan sebagaimana janji Allah pada Abraham bahwa Allah akan menjadikan keturunannya bagaikan banyaknya bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Sesuai dengan firman Allah, Abraham berpesan pada hambanya itu hanya untuk mencari calon istri yang berasal dari kaumnya, bukan dari kaum bangsa Kanaan atau bangsa lainnya. Abraham menginginkan generasi keturunannya nanti taat dan setia akan Tuhan. Dan kepada hambanya itu, Abraham mengambilkan sumpah agar benar-benar mencarikan istri bagi Ishak yang berasal dari kaumnya.
Hamba tersebut kemudian menjalankan semua pesan Abraham, hingga ia sampai ke suatu tempat di dekat Aram-Mesopotamia, di kota Nahor.
Nah disinilah hamba tersebut meminta konfirmasi dari Tuhan, Hamba tersebut menyerahkan semua proses dan keputusan masa depan Ishak di tangan Tuhan. Hamba itu meminta konfirmasi dari Tuhan, jika benar ia istri yang Tuhan tentukan bagi Ishak, kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, - dialah kiranya istri, yang telah Tuhan tentukan bagi anak tuanku itu. Dan sungguh ajaib Tuhan mendengar apa yang hamba itu doakan. Ribka, gadis yang ditemuinya di tepi mata air di kota itu benar-benar melakukan persis seperti apa yang telah ia konfirmasikan pada Tuhan. Hamba itu pun berlutut dan sujud menyembah Tuhan, sebagaimana tertulis dalam kitab Kejadian 24:48, Kemudian berlututlah aku dan sujud menyembah Tuhan, serta memuji Tuhan, Allah tuanku Abraham, yang telah menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan saudara tuanku ini bagi anaknya.
Bukan hanya konfirmasi dari hamba itu saja yang dipenuhi, melainkan juga konfirmasi dari Abraham pun turut dijawab, yaitu ketika Abraham berpesan pada hambanya, untuk mencari calon istri bagi Ishak yang berasal dari kaum keturunannya dan berpesan: Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku. Konfirmasi dari Abraham ini pun dijawab Tuhan. Ribka berasal dari kaum keturunan Abraham (Kejadian 24:24). Dan ada satu lagi konfirmasi Abraham yang dijawab Tuhan luar biasa yaitu keluarga Ribka mengijinkan Ribka turut serta pergi meninggalkan kampung halamannya untuk ikut dengan hamba Abraham menemui Ishak (Kejadian 24:51, 58-59). Sungguh suatu konfirmasi yang luar biasa, karena pada masa itu wanita yang belum menikah hampir dikatakan tidak ada yang mau berpisah dengan orang tuanya untuk pergi kepada orang asing yang belum dikenalnya. Disini terlihat kuasa Tuhan sungguh luar biasa, Tuhan turut serta memperlancar proses hubungan ini hingga Ishak dan Ribka menikah.
Pergumulan dalam mencari pasangan hidup memang bisa dibilang cukup sulit bagi orang percaya, karena mencari pasangan hidup yang benar tidak hanya mengandalkan perasaan saja, melainkan juga melibatkan Tuhan dalam segala proses. Pasangan hidup menyangkut seluruh aspek masa depan, mengingat dalam kehidupan Kristen menikah adalah sekali untuk seumur hidup, jadi jika salah membuat keputusan tentu akan berakibat fatal untuk masa depan. Karena jika mengandalkan perasaan atau feeling, akan dengan mudah membuat celah bagi Amour untuk masuk dan langsung menerima pasangan hidup tanpa ada konfirmasi lagi pada Tuhan. Konfirmasi disini dimaksudkan agar calon pasangan hidup benar-benar diteguhkan Tuhan dan berasal dari rusuk yang benar. Konfirmasi peneguhan pasangan hidup pada Tuhan bisa berupa apa saja, entah itu peneguhan berupa persamaan visi, persamaan nubuatan, ataupun peristiwa tertentu yang menurut seseorang sangatlah mustahil dilakukan bila ia bukan pasangan sejatinya, seperti contoh Ribka.
ADAKAH PERTENGKARAN DALAM RUMAH TANGGA SEIMAN ?
Memang teori konfirmasi cukup mudah bila dikatakan, namun terkadang cukup sulit untuk diterapkan dalam prakteknya. Mengingat zaman sekarang, dimana semua hal semakin menjurus ke proses yang serba instan, berbagai kalangan tidak ingin pusing memikirkan proses konfirmasi yang rumit dan bertele-tele.
Terkadang bila konfirmasi sudah didapatkan dari Tuhan dan benar-benar menemukan pasangan yang tepat sesuai dengan rusuknya, tidak menutup kemungkinan munculnya pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga. Tidak perlu menjadi heran, karena pertengkaran dalam rumah tangga ini telah terjadi semenjak manusia jatuh ke dalam dosa dan terus berlanjut hingga ke anak cucu sekarang ini, sebagaimana peristiwa Adam dan Hawa yang terjadi dalam kitab Kejadian 3:11-13, Firman-Nya: ”Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: ”Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: ”Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
Adam dan Hawa sebagai nenek moyang manusia, ketika jatuh kedalam dosa saat memakan buah dari pohon yang dilarang Allah, tidak dapat mempertanggung jawabkan dosanya, melainkan saling menyalahkan. Disinilah pertengkaran dalam ”rumah tangga” itu dimulai.
Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Adam menyalahkan Hawa karena istrinya itulah yang telah menawari Adam buah dari pohon yang seharusnya tidak boleh dimakan itu.
Jawab perempuan itu: ”Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Hawa menyalahkan ular (iblis) yang telah memperdayakan dirinya.
Kehidupan rumah tangga mereka tak luput dari masalah dan pertengkaran sehingga saling menyalahkan. Namun Allah adalah setia dan adil, Ia tahu bagaimana cara menyelesaikan setiap masalah dalam kehidupan suami-istri tersebut dan kembali memulihkan hubungan mereka.
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. (Kejadian 3:7)
Meskipun Adam dan Hawa telah melakukan dosa dan saling menyalahkan, namun Allah tetap menyayangi mereka dan mencukupkan kebutuhan mereka. Saat manusia jatuh kedalam dosa, mereka seakan dibukakan mata mereka bahwa mereka berdosa, mereka malu, mereka tahu bahwa mereka telanjang, namun Allah tetap memperdulikan dan menyayangi mereka. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka (Kejadian 3:21).
BAGAIMANA SEANDAINYA PASANGAN TIDAK SEIMAN SUDAH TERLANJUR MENIKAH?
Friends, Allah adalah setia dan adil. Ia tidak akan pernah mengecilkan hati umat yang berharap padanya. Jika mereka telah mengenal kebenaran firman Tuhan sebelum menikah, hendaknya turutilah kebenaran firman Tuhan itu dengan sungguh-sungguh jangan suam-suam kuku. Namun bagi mereka yang beru mengenal firman Tuhan setelah mereka menikah, inilah jawabannya, Tuhan berfirman melalui Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam kitab 1 Korintus 7:10-15, Kepada orang-orang yang telah kawin aku, tidak, bukan aku, tetapi Tuhan – perintahkan, supaya seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya. Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang istri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh istrinya dan istri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
Disini adalah hikmat, barangsiapa bertelinga hendaklah mendengar.
Friends, saat memutuskan untuk menikah, ada baiknya merenungkan terlebih dahulu 1 Korintus 7 : 1-16, Tentang perkawinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar