13 Oktober 2008

Kisah 1000 Kelereng

Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.

Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.

Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.

“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.

Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.

Lalu mulailah ia menerangkan teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting”.

“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati”.

“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.

“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.

“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.

“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!”

Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.

“Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Dikutip dari Indonesian groups

Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?

Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?

ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?

Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda.

Sukses untuk anda !

Motivational Quotes

I believe life is constanly testing us for our level of commitment, and life’s greatest rewards are reserved for those who demonstrate a never ending commitment to act until they achieve. This level of resolve can move mountains, but it must be constant & consistent. As simplistic as this may sound, it is still the common detonator separating those who live their dreams from those who live in regret - Anthony Robbins -

Anda akan dikritik orang ketika melakukan sesuatu. Anda juga akan dikritik ketika tidak melakukan sesuatu. Jadi, lakukan saja apa yang menurut anda benar. - Eleanor Roosevelt -

All successful people, men & women, are big dreamers. They imagine what their future could be, ideal in every respect, and than they work everyday toward their vision, purpose & goal. - Brian Tracy -

Orang sukses akan melakukan sesuatu yang berbeda, yang tidak dilakukan oleh orang rata-2 … untuk mendapatkan hasil yang berbeda pula - Sonny V. Sutedjo -

Acceptance

Acceptance means
that you can find the serenity within
to let go of the past
with its mistakes and regrets,

and move into the future
with a new perspective,
appreciating the opportunity
to take a second chance.

Acceptance means
you’ll find security again
when difficult times come into your life,
and comfort to relieve any pain.

Blessings

Forget about the days
when it’s been cloudy,
but don’t forget your
hours in the sun.

Forget about the times
you’ve been defeated,
but don’t forget the
victories you’ve won.

Forget about the mistakes
that you can’t change now,
but don’t forget the lessons.

Lessons of Life

I feared being alone until I learned to like myself.
I feared failure until I realized that I only fail when I don’t try.
I feared success until I realized that I had to try in order to be happy with
myself.
I feared people’s opinions until I learned that people would have opinions about
me anyway.

I feared rejection until I learned to have faith in myself.
I feared pain until I learned that it’s necessary for growth.
I feared the truth until I saw the ugliness in lies.
I feared life until I experienced its beauty.

Pemberian Terbaik Pada Raja

Suatu ketika, hiduplah seorang petani bersama keluarganya. Mereka menetap di sebuah kerajaan yang besar, dengan raja yang adil dan bijaksana. Beruntunglah siapa saja yang tinggal disana. Tanahnya subur, keadaannya pun aman dan sentosa. Semuanya hidup berdampingan, tanpa pernah mengenal perang ataupun bencana.

Setiap pagi, sang petani selalu pergi ke sawah. Tak lupa ia membawa bajak dan kerbau peliharaannya. Walaupun sudah tua, namun bajak dan kerbau itu selalu setia menemaninya bekerja. Sisi-sisi kayu dan garu bajak itu tampak mengelupas, begitupun kerbau yang sering tampak letih jika bekerja terlalu lama. "Inilah hartaku yang paling berharga", demikian gumam petani itu dalam hati, sembari melayangkan pandangannya ke arah bajak dan kerbaunya.

Tak seperti biasa, tiba-tiba ada serombongan pasukan yang datang menghampiri petani itu. Tampak pemimpin pasukan yang maju, lalu berkata, "Berikan bajak dan kerbaumu kepada kami. "Ini perintah Raja!". Suara itu terdengar begitu keras, mengagetkan petani itu yang tampak masih kebingungan.

Petani itu lalu menjawab, "Untuk apa, sang Raja menginginkan bajak dan kerbauku? "Ini adalah hartaku yang paling berharga, bagaimana aku bisa bekerja tanpa itu semua. Petani itu tampak menghiba, memohon agar diberikan kesempatan untuk tetap bekerja. "Tolonglah, kasihani anak dan istriku…berilah kesempatan sampai besok. Aku akan membicarakan dengan keluargaku…"

Namun, pemimpin pasukan berkata lagi, "Kami hanya menjalankan perintah dari Baginda. Terserah, apakah kau mau menjalankannya atau tidak. Namun, ingatlah, kekuasaannya sangat kuat. "Petani semacam kau tak akan mampu melawan perintahnya." Akhirnya, pasukan itu berbalik arah, dan kembali ke arah istana.

Di malam hari, petani pun menceritakan kejadian itu dengan keluarganya. Mereka tampak bingung dengan keadaan ini. Hati bertanya-tanya, "Apakah baginda sudah mulai kehilangan kebijaksanaannya? Kenapa baginda tampak tak melindungi rakyatnya dengan mengambil bajak dan kerbau kita? Gundah, dan resah melingkupi keluarga itu. Namun, akhirnya, mereka hanya bisa pasrah dan memilih untuk menyerahkan kedua benda itu kepada raja.

Keesokan pagi, sang petani tampak pasrah. Bersama dengan bajak dan kerbaunya, ia melangkah menuju arah istana. Petani itu ingin memberikan langsung hartanya yang paling berharga itu kepada Raja. Tibalah ia di halaman Istana, dan langsung di terima Raja. "Baginda, hamba hanya bisa pasrah. Walaupun hamba merasa sayang dengan harta itu, namun hamba ingin membaktikan diri kepada Baginda. Duli Paduka, terimalah pemberian ini…."

Baginda Raja tersenyum. Sambil menepuk kedua tangannya, ia tampak memanggil pengawal. "Pengawal, buka selubung itu!! Tiba-tiba, terkuaklah selubung di dekat taman. Ternyata, disana ada sebuah bajak yang baru dan kerbau yang gemuk. Kayu-kayu bajak itu tampak kokoh, dengan urat-urat kayu yang mengkilap. Begitupun kerbau, hewan itu begitu gemuk, dengan kedua kaki yang tegap.

Sang Petani tampak kebingungan. Baginda mulai berbicara, "Sesungguhnya, aku telah mengenal dirimu sejak lama. Dan aku tahu kau adalah petani yang rajin dan baik. Namun, aku ingin mengujimu dengan hal ini. Ternyata, kau memang benar-benar hamba yang baik. Engkau rela memberikan hartamu yang paling berharga untukku. Maka, terimalah hadiah dariku. Engkau layak menerimanya…."

Petani itu pun bersyukur dan ia pun kembali pulang dengan hadiah yang sangat besar, buah kebaikan dan baktinya pada sang Raja.

***
Teman, bisa jadi, tak banyak orang yang bisa berlaku seperti petani tadi. Hanya sedikit orang yang mau memberikan harta yang terbaik yang dimilikinya kepada yang lain. Namun, petani tersebut adalah satu dari orang-orang yang sedikit itu. Dan ia, memberikan sedikit pelajaran buat kita.

Sesungguhnya, Allah sering meminta kita memberikan terbaik yang kita punya untuk-Nya. Allah, sering memerintahkan kita untuk mau menyampaikan yang paling berharga, hanya ditujukan pada-Nya. Bukan, bukan karena Allah butuh semua itu, dan juga bukan karena Allah kekurangan. Namun karena sesungguhnya Allah Maha Kaya, dan Allah sedang menguji setiap hamba-Nya.

Allah sedang menguji, apakah hamba-Nya adalah bagian dari orang-orang yang beriman dan mau bersyukur. Allah sedang menguji, apakah ada dari hamba-hamba-Nya yang mau menafkahkan harta di jalan-Nya. Dan Allah, pasti akan memberikan balasan atas upaya itu dengan pemberian yang tak akan kita bayangkan. Imbalan dan pahala yang akan kita terima, sesungguhya akan mampu membuat kita paham, bahwa Allah memang Maha Pemberi Kemuliaan.

Dan teman, mari kita berikan yang terbaik yang kita punya kepada-Nya. Marilah kita tujukan waktu, kerja dan usaha kita yang terbaik hanya kepada-Nya. Karena sesungguhnya memang, kita tak akan pernah menyadari balasan apa yang akan kita terima atas semua itu.

Allah selalu punya banyak cara-cara rahasia untuk memberikan kemuliaan bagi hamba-Nya. Dan Dia akan selalu memberikan pengganti yang lebih baik untuk semua yang ikhlas kita berikan pada-Nya

Cangkir Yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

***

Sahabat, dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti disuruh berlari, ada kalanya kita seperti digencet permasalahan kehidupan. Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu merupakan cara Tuhan untuk membuat kita kuat. Hingga cita-cita kita tercapai. Memang pada saat itu tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan.

“Sahabat, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena akhir dari apa yang sedang anda hadapi adalah kenyataan bahwa anda lebih baik, dan makin cantik dalam kehidupan ini.

25 September 2008

Semangkuk Bakmi Panas

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”. 

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

RENUNGAN:

BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES
ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH
HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

HAI ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL, KARENA ITULAH YANG INDAH DIDALAM TUHAN.

I Love U Mom

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan suduku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA 

Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak penat” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang pakcik yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pencen. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya ada duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM

Setelah lulus dari ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : “Aku tak biasa tinggal negara orang” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanser usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : “Terima kasih ibu..!” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.

Menjadi Matahari

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan.

Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria
berkata ingin menjadi matahari.

Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu
kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.

Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap
menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan
tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari. 

Wanita berkata ingin menjadi Phoenix yang bisa terbang ke langit
jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan selalu menjadi
matahari.

Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun
pria tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah
bersama wanita. Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali
tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.

Pria merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat
terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga
agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang
cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan
pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut
kasih yaitu memberi tanpa pamrih.

Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat
terus bersinar indah dan dikagumi.

Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi
saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada
matahari. Matahari rela memberikan cahaya nya untuk bulan walaupun
ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan
kehilangan kemuliaan nya sebagai pemberi cahaya agar bulan
mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini disebut dengan Pengorbanan,
menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat wanita jadi Phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit
bahkan di atas matahari, pria tetap selalu jadi matahari agar
Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan
mencegahnya.

Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari
akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya
untuk phoenix.

Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau
phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain
selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan
cinta nya. Ini disebut dengan Kesetiaan, walaupun ditinggal pergi
dan dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Pria tidak pernah menyesal menjadi matahari bagi wanita.

This Is Love

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya. 

Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri. 

Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya. “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?” dia bertanya-tanya,
hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu penglihatannya takkan pernah pulih lagi. 

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus. 

Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang mi
liter Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya. 

Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka
terletak dipinggir kota yang berseberangan. 

Mula - mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak. 

Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. “Aku buta!” tujasnya dengan pahit. “Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku” Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan
seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru. 

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya. 

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya, wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah. 

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis … Setiap hari dijalaninya dengan
sempurna. 

Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jum’at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar
ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :”wah, aku iri padamu”. Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup? 

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, “Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?” Sopir itu menjawab, “Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu”. Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya.”Apa maksudmu?” Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung”. kata sopir itu. 

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri, hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Semua Karena Cinta

Seorang ibu muda berlari kencang mengejar bis yang berjalan merambat
di depan halte di daerah Kebon Nanas, Tangerang, Banten. Saat
berlari, ia tidak sendiri. Ia menggendong anaknya yang masih berusia
satu tahun. Pundak kecilnya juga masih harus dibebani dengan sekotak
alat musik karaoke. Dua beban yang tak menyurutkan laju kencangnya
mengejar bis kota , sayangnya bis besar itu hanya menyisakan kepulan
asap hitam di wajah wanita pengamen itu.

Si kecil yang digendongnya, hanya bisa menutup mata untuk
menghindari kepulan asap yang memerihkan mata. Ia, sungguh takkan
pernah mengerti sebab apa dibawa berlari mengejar satu bis ke bis
lainnya. Ia, juga takkan pernah memahami, setiap kali ibunya
bernyanyi di depan puluhan pasang mata di dalam bis kota . Yang ia
tahu hanyalah, terik matahari, atau derasnya hujan, debu jalanan,
asap knalpot, aroma bis kota , tatapan iba, dan juga makian
penumpang yang terganggu oleh hingar musik ibunya. Semua itu menjadi
sahabat sehari-hari si kecil. 

Lain lagi dengan pemandangan di Pasar pagi Cikokol, Tangerang,
Banten. Pukul 02.00 dini hari, seorang anak berusia tidak lebih tiga
tahun terlelap di tengah pasar. Berselimut angin malam, berteman
aroma pasar, si kecil tertidur ditemani hiruk pikuk para aktor
pasar; penjual dan pembeli. Sesekali mimpinya tergugah oleh klakson
mobil, matanya terbuka melihat sekejap sang ibu yang sibuk melayani
pembeli. Kemudian terlelap kembali merajut mimpi indahnya.

Anak pasar itu -kalau boleh disebut begitu- tak pernah tahu sebab
apa ibunya menyertakannya dalam aktivitas di pasar dini hari itu. Ia
tak pernah benar-benar mengerti kenapa dirinya berada di tengah-
tengah tumpukan cabai, bawang, tomat dan sayuran setiap pagi dan
melihat transaksi jual beli yang dilakukan ibunya. Saat terbangun
dan menemani ibunya, cabai, bawang, tomat itulah sahabatnya. Angin
pagi yang menusuk menjadi selimutnya, dan aroma tak sedap pasar
becek lah yang kerap mengakrabinya.

Di tempat yang berbeda. Seorang ibu di Bogor naik turun KRL (kereta
api listrik) menggendong anaknya yang cacat mental dan fisik,
padahal si anak sudah berusia belasan tahun. Anak yang takkan pernah
mengerti itu, benar-benar tidak tahu, sebab apa ibunya rela
menanggung malu mengemis belas kasih dari penumpang kereta. Si anak
juga tak pernah bertanya, “beratkah ibu menggendong saya?”

Masih di kereta yang sama, seorang ibu lainnya menggendong anaknya
yang berusia tiga tahun. Si kecil yang lucu dan ramah itu, hanya
memiliki sebelah tangan. Ia tak dianugerahi tangan kiri dan dua kaki
saat terlahir ke dunia ini. Anak itu, tak pernah memahami kenapa di
setiap menit selalu ada tetes air mata di sudut mata ibunya. Si
kecil selalu tersenyum, meski air muka ibunya tak pernah menyiratkan
bahagia. Senyum sang ibu kerap dipaksakan di depan para penumpang
kereta, demi sekeping receh yang diharapnya.

***

Anak-anak itu, memang belum akan mengerti sebab apa ibunya mengejar
bis kota , mengakrabi malam di pasar, dan menyusuri gerbong demi
gerbong kereta api. Yang mereka tahu hanyalah, mereka tak pernah
jauh dari ibunya. Yang mereka rasakan adalah kecupan di kening dan
wajah setiap kali sang ibu berkesah tak mendapatkan rezeki. Bahasa
kalbu ibu berkata, “sebab cinta, ibu melakukan semua ini nak”.

Sungguh, jika tak karena cinta, langkahnya sudah terhenti. Cintalah
yang mengajarkannya untuk menghapus kata “lelah” dan “putus asa”
dalam kamus hidup seorang ibu.

Gadis Kecil dan Kotak Emas

Di sebuah keluarga miskin, seorang ayah tampak kesal pada anak perempuannya yang berusia tiga tahun. Anak perempuannya baru saja menghabiskan uang untuk membeli kertas kado emas untuk membungkus sekotak kado.

Keesokan harinya, anak perempuan itu memberikan kado itu sebagai hadiah ulang tahun pada sang ayah.

“Ini untuk ayah,” kata anak gadis itu.

Sang ayah tak jadi marah. Namun ketika ia membuka kotak dan mendapatkan isinya kosong, meledaklah kemarahannya. 

“Tak tahukah kau, kalau kau menghadiahi kado pada seseorang, kau harus memberi sebuah barang dalam kotak ini!”

Anak perempuan kecil itu menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia berkata terisak-isak, “Oh ayah, sesungguhnya aku telah meletakkan sesuatu ke dalam kotak itu.”

“Apa yang kau letakkan ke dalam kotak ini? Bukankah kau lihat kotak ini kosong?” bentak ayahnya.

“Oh ayah, sungguh aku telah meletakkan hampir ribuan ciuman untuk ayah ke dalam kotak itu,” bisik anak perempuan itu.

Sang ayah terperangah mendengar jawaban anak perempuan kecilnya. Ia lalu memeluk erat-erat anak perempuannya dan meminta maaf.

Konon, orang-orang menceritakan bahwa, pria itu selalu meletakkan kotak kado itu di pinggir tempat tidurnya sampai akhir hayat. Kapan pun ia mengalami kekecewaan, marah atau beban yang berat, ia membayangkan ada ribuan ciuman dalam kotak itu yang mengingatkan cinta anak perempuannya.

Dan sesungguhnya kita telah menerima sebuah kotak emas penuh berisi cinta tanpa pamrih dari orang tua, istri/suami, anak, pasangan, teman dan sahabat kita. Tak ada yang lebih indah dan berharga dalam hidup ini selain cinta.

4 Steps To God

1. God Loves You!

The Bible says, "God so loved the world that He gave His one and only Son, that whoever believes in Him shall not perish, but have eternal life"

The problem is that . . .

2. All of us have done, said or thought things that are wrong. This is called sin, and our sins have separated us from God.

The Bible says “All have sinned and fall short of the glory of God.” God is perfect and holy, and our sins separate us from God forever. The Bible says “The wages of sin is death.”

The good news is that, about 2,000 years ago,

3. God sent His only Son Jesus Christ to die for our sins.

Jesus is the Son of God. He lived a sinless life and then died on the cross to pay the penalty for our sins. “God demonstrates His own love for us in that while we were yet sinners Christ died for us.”

Jesus rose from the dead and now He lives in heaven with God His Father. He offers us the gift of eternal life -- of living forever with Him in heaven if we accept Him as our Lord and Savior. Jesus said "I am the way, the truth, and the life. No one comes to the Father except by Me."

God reaches out in love to you and wants you to be His child. "As many as received Him, to them He gave the right to become children of God, even to those who believe on His name." You can choose to ask Jesus Christ to forgive your sins and come in to your life as your Lord and Savior.

4. If you want to accept Christ as Savior and turn from your sins, you can ask Him to be your Savior and Lord by praying a prayer like this:

"Lord Jesus, I believe you are the Son of God. Thank you for dying on the cross for my sins. Please forgive my sins and give me the gift of eternal life. I ask you in to my life and heart to be my Lord and Savior. I want to serve you always."

Who Is Jesus ???

The Most Unique Person

Jesus Christ is often compared to other prophets and teachers, but He is the most unique person to ever live. Everything from His birth to after His death was miraculous and set Him apart from everyone else. Jesus was born by a virgin -- a natural impossibility. Before His mother Mary was married, she was told by an angel she would give birth to the Son of God. When she asked him how this could be, he answered, "The Holy Spirit will come upon you, and the power of the Highest will overshadow you; therefore, also, that Holy One who is to be born will be called the Son of God." Just as promised, the virgin Mary gave birth to Jesus Christ, the most incredible person to ever have lived.

An Amazing Life

Jesus' life was just as amazing as His birth. At 30 years old, He went out into the cities of Israel and began teaching and healing people. The Bible records that He was different from other preachers, for "the people were astonished at His teaching, for He taught them as one having authority, and not as the scribes." Likewise, there was no disease too great for His power. It says, "They brought to Him all sick people who were afflicted with various diseases and torments. and He healed them." Threatened by His fame and authority, the political and religious authorities conspired to kill Him.

A Sudden Death

His death had been predicted over a thousand years before. The prophet Isaiah wrote of Jesus, "He was wounded for our transgressions, bruised for our iniquities, the chastisement for our peace was upon Him and by His stripes we are healed." Jesus would pay the penalty for our sins so that we could be forgiven and have eternal life. Just as had been predicted, Jesus was given the most brutal death sentence of that day for maintaining that He was the Son of God. While hanging on a wooden cross with spikes through His hands and feet, He prayed, "Father, forgive them, for they know not what they do." Jesus had power to come down from the cross, but He chose to sacrifice His life for others.

The Promise is for You

Just as promised, God raised His Son Jesus back to life -- eternal life -- on the third day after His burial. He was seen by His closest friends and over 500 of His followers before He went up into heaven before their very eyes. After His resurrection, his close friend Peter told a great crowd to repent from their sins and believe in Jesus Christ to be saved, "for the promise is to you and to your children, and to all who are far off, as many as the Lord our God will call." This promise is for you! There are many religions and prophets, but no one but Jesus Christ offers complete forgiveness from your sins and eternal life with God. He has already died for your sins; now you must put your faith in Him. "For if you confess with your mouth the Lord Jesus and believe in your heart that God has raised Him from the dead, you will be saved." If you believe in Jesus, you can pray a prayer like this right now and receive the gift of eternal life.

Receive Him Now

"Jesus, I believe You are the Son of God and the Savior of the world. Thank you for coming to Earth and dying so that I could have eternal life. Please forgive all my sins. I am going to follow You with my life now. Please fill me with Your Holy Spirit and direct my steps. In Jesus' name, Amen."

23 September 2008

SEBERAPA DALAM KITA MENGASIHI-NYA?

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
(Matius 22:37)
Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.
(1Yoh. 5:2-4) 

I. PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG
Apakah kasih itu? Dunia kita banyak memiliki definisi kasih. Mereka mengajarkan dan menilai kasih/cinta itu hanya sebatas hal-hal fenomenal. Misalnya, jika seseorang memberikan sesuatu kepada pasangan atau teman/rekannya, itulah cinta/kasih. Bahkan tidak sedikit orang Kristen masih memiliki pandangan serupa bahwa kasih/cinta itu adalah sesuatu yang fenomenal sifatnya. Bagaimana pandangan Alkitab sendiri mengenai kasih khususnya berkenaan dengan Allah adalah Kasih?

II. KONSEP ALKITAB MENGENAI KASIH: ALLAH ADALAH KASIH
Kasih pertama kali ditunjukkan oleh Allah yang adalah Kasih (1Yoh. 4:16). Kasih Allah ditunjukkan dengan menciptakan dunia dan manusia ini. Kasih-Nya juga ditunjukkan dengan memelihara ciptaan-Nya. Tetapi dosa mengakibatkan manusia tidak lagi melihat dan merasakan cinta kasih Allah. Dosa mengakibatkan manusia curiga kepada Allah, seolah-olah Allah itu tidak lagi mengasihi mereka dengan memberikan pengecualian untuk tidak makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Kecurigaan itu akhirnya berakhir dengan dikeluarkannya Adam dan Hawa dari Taman Eden. Dari Taman Eden, manusia terus berdosa dan makin tidak menghormati dan mengasihi-Nya. Mengapa? Karena di titik pertama, mereka sudah terlepas dari kasih-Nya. Semakin seseorang terlepas dari kasih Allah, maka orang tersebut tentu tidak mampu mengasihi Allah. Orang yang tidak mengasihi Allah tentu akan mengasihi diri dan hal-hal lain di luar Allah yang mengenakkan. Bagi orang ini, Allah hanyalah pengganggu bagi kebebasannya. Tidak heran juga, peristiwa Menara Babel adalah peristiwa di mana manusia mulai menyingkirkan Allah dengan mendirikan menara yang tingginya sampai ke langit (Kej. 11). Untuk menyadarkan manusia ini, Allah mengacaukan bahasa mereka, sehingga akhirnya mereka terserak. Karena manusia sudah tidak lagi mampu mengasihi Allah akibat dosa, maka tidak ada jalan lain bagi keselamatan manusia, kecuali satu-satunya jalan yang Allah sendiri sediakan, yaitu Allah mengutus Putra Tunggal-Nya, Tuhan Yesus Kristus untuk menebus dosa umat-Nya, sehingga mereka dapat mengasihi Allah kembali. Penebusan Kristus menjadi satu-satunya teladan penting bagi umat-Nya untuk memiliki Kasih sejati dan mengasihi Allah. Penebusan Kristus mengajarkan adanya kasih yang rela berkorban. Kristus yang adalah Putra Tunggal Allah (Pribadi kedua Allah Trinitas) rela merendahkan diri-Nya menjadi manusia (tanpa meninggalkan atribut Ilahi-Nya) untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa dan membawanya kepada kehidupan kekal (Yoh. 3:16). Kristus yang tidak berdosa rela membuat diri-Nya “berdosa” untuk menyelamatkan manusia berdosa. Kristus yang tidak seharusnya menanggung murka Allah rela menanggung murka Allah demi menyelamatkan manusia berdosa dari murka Allah. Kristus rela mendamaikan Allah yang Mahakudus dengan manusia yang berdosa. Semua itu dilakukan-Nya karena kasih-Nya kepada umat-Nya. Manusia yang sudah diselamatkan oleh penebusan Kristus dan mengalami penebusan itu pasti memiliki suatu kerinduan untuk mengasihi Allah lebih dalam lagi atas dorongan Roh Kudus di dalam hati umat-Nya.

III. SEBERAPA DALAM KITA MENGASIHI-NYA
A. Mengasihi Allah
Setelah kita mengetahui konsep Alkitab tentang kasih di mana Allah adalah Kasih, lalu, pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita mengasihi Allah?
1. Kita mengasihi Allah dengan totalitas hidup kita 
Di dalam Matius 22:37, Tuhan Yesus mengajar bahwa kita harus mengasihi Allah dengan hati, jiwa, dan akal budi kita. Di sini, Ia menyebut: hati, jiwa, dan akal budi. Mengasihi Allah dimulai dari hati kita. Hati berbicara mengenai inti hidup kita. Tuhan Yesus mengajar bahwa segala sesuatu keluar dari hati (Mat. 15:18-19). Ketika hati kita busuk, maka kita berkata hal-hal yang busuk. Oleh karena itulah, di titik pertama, Ia mengajar kita bagaimana hati kita terlebih dahulu harus mengasihi-Nya. Percuma saja, seorang Kristen aktif pergi ke gereja, membaca Alkitab dan buku-buku theologi, berdoa, melayani Tuhan, dll, tetapi hatinya tidak lagi mengasihi Allah. Mereka melakukan syariat-syariat agama, tetapi hatinya menjauh dari Allah, persis seperti yang dilakukan oleh orang Israel. Bacalah peringatan Allah kepada umat-Nya di dalam Yesaya 29:13, “Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,” Bagaimana kita bisa memiliki hati yang mengasihi Allah? Kita bisa memiliki hati yang mengasihi Allah ketika hati kita benar-benar diserahkan kepada Allah, sehingga hati kita sinkron dengan hati Allah. Ketika Allah sedih, kita ikut sedih. Ketika Allah bersukacita, kita pun ikut bersukacita. Konsep ini mirip seperti sebuah judul/kalimat lagu rohani kontemporer, “Brikanku hati seperti hati-Mu.” Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki hati seperti hati Allah yang mencintai: kebenaran, keadilan, kejujuran, kesucian, dan kemuliaan (dignitas)? Ataukah hati kita lebih condong kepada setan yang lebih mencintai diri, kejahatan, dusta, kenajisan, dll? Biarlah kita mengintrospeksi diri kita masing-masing.

Kemudian, setelah hati kita mengasihi Allah, pikiran kita pun perlu mengasihi Allah. Caranya adalah mensinkronkan pikiran kita dengan pikiran Allah, sehingga kita memikirkan apa yang dipikirkan Allah, yaitu: yang baik, menyenangkan Allah (berkenan kepada Allah), dan sempurna (bdk. Rm. 12:1-2; Flp. 4:8).

2. Kita mengasihi Allah dengan mengasihi firman-Nya
Lalu, bagaimana kita mensinkronkan hati dan pikiran kita dengan hati dan pikiran Allah? Cara kedua kita mengasihi Allah adalah kita mengasihi firman-Nya. Firman-Nya menundukkan dan membawa hati dan pikiran kita kepada hati dan pikiran Allah. Dengan mengasihi firman-Nya dengan membacanya, kita beroleh hati dan pikiran yang bijaksana sesuai dengan hati dan pikiran Allah (meskipun tidak 100% sempurna). Pemazmur menyingkapkan bagi kita betapa agung firman-Nya di dalam Mazmur 119. Mari kita menyelidikinya.

Mazmur 119:16, “Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” Di ayat 24, pemazmur mengatakan, “Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.” Pemazmur bersukacita akan ketetapan-ketetapan-Nya dan bahkan ia tidak akan melupakan firman-Nya. Luapan sukacita ini bisa timbul karena ia mengasihi firman-Nya. Orang yang mengasihi firman-Nya tidak akan pernah melupakan firman-Nya. Ia bahkan menyimpan terus firman-Nya dan menggunakan firman-Nya untuk diaplikasikan di dalam kehidupannya sehari-hari. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengasihi firman-Nya seperti yang pemazmur inginkan dan lakukan ini?

Di ayat 36, pemazmur berucap, “Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba.” Bukan hanya menjadi kegemaran pemazmur saja, firman-Nya juga menjadi tambatan hati pemazmur. Ia tidak mau dicondongkan hatinya kepada apa pun termasuk laba, sebaliknya ia hanya mau dicondongkan hatinya hanya kepada peringatan-peringatan-Nya. Firman-Nya menjadi satu-satunya pembimbing jalan hidup pemazmur. Bagaimana dengan kita? Benarkah firman Tuhan (Alkitab) menjadi satu-satunya sumber penuntun hidup kita (dan bukan uang, diri, dll)?

Di ayat 66, pemazmur mengajarkan kepada kita, “Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu.” Bagi pemazmur, firman Allah juga sebagai jalan untuk mendapatkan kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik (bdk. ay. 104). Pemazmur mengajarkan kepada kita bahwa kita percaya kepada firman-Nya baru setelah itu kita beroleh kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik (bdk. Ams. 1:7a). Mengapa ia bisa menyimpulkan bahwa firman-Nya adalah sumber bijaksana dan hikmat sejati? Karena ia tahu bahwa firman-Nya adalah firman Allah yang tidak bersalah (bdk. ay. 89).

Sebagai kesimpulan, saya akan mengambil ayat 105 sebagai penutup kesimpulan pemazmur tentang betapa agung firman-Nya, yaitu, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Firman-Nya adalah pelita bagi kita kita dan terang yang menerangi jalan kita, sehingga setiap hidup kita mendapat penerangan dan pencerahan terus-menerus di dalam firman-Nya melalui Roh Kudus.

Setelah kita menelusuri sekilas tentang ungkapan sukacita pemazmur akan agungnya firman-Nya, sekarang saya akan membahas tentang bagaimana kita mengasihi firman-Nya. Jangan pernah percaya kepada orang Kristen yang katanya dia mengasihi firman-Nya, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, baik hati, pikiran, perkataan, tingkah laku, dan kelakuan mereka tidak sesuai dengan firman-Nya. Lalu, bagaimana kita tahu dan kita mengoreksi diri kita apakah kita benar-benar mengasihi firman-Nya? Ada beberapa prinsip:
a. Mengasihi firman-Nya berarti percaya akan ketidakbersalahan Alkitab dan menjadikan firman-Nya sebagai satu-satunya standar mutlak kebenaran dan kehidupan.
Pertama-tama, seorang yang mengasihi firman-Nya harus mengakui bahwa firman-Nya (Alkitab) itu tidak bersalah. Ini adalah presuposisi iman yang paling penting. Orang yang sudah percaya bahwa firman Tuhan itu tidak bersalah, maka tentu ia akan lebih mengasihi firman-Nya, karena ia percaya bahwa firman-Nya adalah kehendak-Nya baginya. Tidak mungkin ada orang yang berkoar-koar berkata bahwa ia mengasihi firman-Nya, tetapi ia adalah seorang yang curiga akan kebenaran Alkitab. Dengan demikian, jika kita katanya mengasihi firman-Nya, tetapi masih curiga akan kebenaran Alkitab, lebih baik bagi kita untuk membereskan presuposisi iman kita dahulu sebelum terlambat.

Setelah kita percaya akan ketidakbersalahan Alkitab, kita juga perlu menjadikan firman-Nya sebagai satu-satunya standar mutlak kebenaran dan kehidupan. Prinsip Reformasi dari Dr. Martin Luther adalah Sola Scriptura (hanya Alkitab). Berarti, Alkitab adalah satu-satunya standar kebenaran dan kehidupan umat-Nya. Artinya, sebagai standar kebenaran, Alkitab menjadi patokan kita menguji segala doktrin Kristen dan dunia ini. Sebagai standar kehidupan, Alkitab menjadi satu-satunya patokan kita menapaki hidup kita baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan pasangan hidup. Tetapi yang sering kali terjadi dengan banyak orang Kristen adalah mereka “sangat memegang teguh” prinsip Sola Scriptura tetapi hanya berlaku untuk masalah doktrin. Ketika sudah menyangkut masalah kehidupan sehari-hari, terutama panggilan Allah di dalam pendidikan, pekerjaan, dan pasangan hidup, mereka tidak lagi memegang Sola Scriptura, tetapi Sola Diri (hanya diri), Sola Orangtua (hanya orangtua), Sola Pacar (hanya pacar), dll. Kehidupan semacam ini adalah kehidupan yang terpecah (fragmented) dan Tuhan tidak suka hidup umat-Nya adalah hidup yang dualisme memisahkan sakral dan sekular. Tuhan menginginkan hidup umat-Nya adalah hidup yang terintegrasi memuliakan-Nya.

b. Mengasihi firman-Nya berarti membaca, mempelajari, dan merenungkan firman-Nya.
Adalah suatu ketidakmasukakalan (absurditas) jika katanya orang Kristen mengasihi firman-Nya, tetapi kita tidak suka menggali kelimpahan firman-Nya itu. Orang yang tidak suka menggali kelimpahan firman-Nya adalah orang yang sebenarnya tidak pernah mengasihi firman-Nya. Mereka hanya mengasihi firman-Nya yang cocok dengan pola pikir mereka yang humanis dan materialis. Sudah saatnya orang Kristen bertobat dan kembali kepada firman-Nya serta mengasihi firman-Nya. Mengasihi firman-Nya tahap kedua adalah dengan menggalinya. Menggali firman-Nya tentu dengan membaca, mempelajari, dan merenungkan firman-Nya.
Tahap pertama menggali firman-Nya dengan membaca firman-Nya. Menggali firman Tuhan tidak mungkin bisa dilakukan jika tidak ada keinginan untuk membaca firman-Nya. Membaca firman-Nya bukan hanya di gereja saja, tetapi di dalam kehidupan kita yang rutin setiap hari. Ini adalah tindakan disiplin rohani kita sebagai umat-Nya. Sungguh suatu keanehan jika kita mengaku diri Kristen, tetapi tidak suka membaca Alkitab, melainkan lebih suka membaca koran, majalah, novel, dll. Sungguh suatu keanehan juga jika kita katanya Kristen, tetapi tidak mau meluang waktu untuk membaca Alkitab, sebaliknya selalu ada waktu untuk membaca koran, majalah, novel, dll. Bagaimana dengan kita? Seberapa rindu kita membaca firman-Nya? Kerinduan kita menandakan tingkat kematangan rohani kita. Semakin matang rohani kita, semakin kita rindu membaca firman-Nya.
Tahap kedua menggali firman-Nya adalah mempelajari firman-Nya. Setelah kita membaca, hendaklah kita juga mempelajari firman-Nya. Mempelajari di sini bukan hanya sekadar membaca sambil lalu, tetapi membaca dengan teliti dengan memerhatikan segala aspek di dalam penafsiran Alkitab, misalnya memerhatikan: konteks, latar belakang, perbandingan terjemahan, dll. Di sini, kita membutuhkan studi intensif yang akurat memerhatikan satu ayat yang kita pelajari. Untuk studi ini, kita memerlukan berbagai peralatan (tools), seperti: Konkordansi Alkitab, variasi terjemahan Alkitab (Inggris, Indonesia, Mandarin, dll), Interlinear (Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani), Tafsiran Alkitab yang bertanggung jawab, dll. Semakin kita menggali kedalaman firman-Nya dengan mempelajari Alkitab, semakin kita menemukan banyak berkat yang terkandung di dalamnya. Ini bukan hanya sekadar teori kosong belaka. Saya sudah membuktikannya ketika saya sekali seminggu menggali kekayaan Surat Roma dan secara pribadi saya menemukan banyak berkat yang indah dari penggalian Surat Roma itu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita cukup hanya membaca Alkitab saja tanpa mau mempelajarinya secara mendalam? Hari ini, biarlah kita bertobat dari penyakit kemalasan kita mempelajari firman-Nya.
Tahap terakhir menggali firman-Nya adalah dengan merenungkan firman-Nya. Mempelajari firman-Nya itu belum cukup, kita dituntut juga untuk merenungkan firman-Nya. Mengapa? Karena jika kita hanya berhenti pada aspek mempelajari firman-Nya, kita menjadikan firman Tuhan hanya sebagai objek penelitian kita, padahal sesungguhnya, firman Tuhan lah yang mengoreksi hidup kita (subjek). Itu sebabnya, mempelajari firman-Nya harus disertai dengan tindakan selanjutnya yaitu merenungkan firman-Nya. Merenungkan adalah tindakan reflektif yang korektif. Setelah kita mempelajari firman-Nya, kita bertanya kepada diri sendiri, apakah kita sudah melakukan apa yang sudah kita pelajari tersebut? Jika kita pikir kita belum melakukannya, maka komitmen apa yang harus kita buat untuk melakukannya? Jika kita sudah melakukannya, biarlah kita pun mengintrospeksi diri kita, dengan motivasi kita melakukannya, apakah sungguh-sungguh memuliakan Tuhan atau hanya ingin menjalankan syariat agama tertentu supaya tidak dihukum? Semua ini kita lakukan sebagai langkah introspeksi reflektif sekaligus korektif yang mempertumbuhkan iman dan kerohanian kita. Spiritualitas yang dipisahkan dari merenungkan firman-Nya adalah spiritualitas yang berbahaya dan tidak ada bedanya dengan spiritisme ala Gerakan Zaman Baru (spiritualitas tanpa ikatan yang benar). Biarlah spiritualitas kita ditumbuhkan dengan mempelajari dan merenungkan firman-Nya, sehingga hidup kita makin memuliakan-Nya.

c. Mengasihi firman-Nya berarti melaksanakan seluruh kebenaran firman.
Bukan hanya membaca, mempelajari, dan merenungkan firman-Nya, sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk melaksanakan seluruh kebenaran firman. Ini adalah tindakan dan bukti terakhir kita benar-benar mengasihi firman-Nya. Adalah suatu keanehan jika kita mengaku diri Kristen dan mengasihi firman-Nya, tetapi itu hanya kita imani dan pelajari saja, tanpa kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Di sini, wilayah prinsip Sola Scriptura lebih luas lagi. Sola Scriptura bukan hanya berlaku di wilayah doktrinal saja, tetapi di seluruh aspek kehidupan sehari-hari (ada kaitannya dengan poin a). Di poin a tadi kita membahas bahwa mengasihi firman-Nya berarti menjadikan Alkitab sebagai satu-satunya fondasi bagi kehidupan kita sehari-hari. Maka di poin terakhir ini, kita mengimplementasikan konsep di poin a itu dengan segala konsekuensinya. Misalnya, jika firman Tuhan mengajarkan bahwa kita harus taat mutlak kepada pimpinan Allah di dalam segala sesuatu (bahkan di dalam memilih pekerjaan paruh waktu), tetapi orangtua, teman, pacar, saudara, dll menghalangi kita untuk menaati-Nya, maka kita harus berani TIDAK mematuhi halangan mereka dan kembali tetap taat mutlak kepada pimpinan Allah. Ini berarti Sola Scriptura bukan hanya berlaku di dalam kehidupan sehari-hari saja, tetapi kita aplikasikan dengan tegas tanpa kompromi, meskipun harus menerima aniaya dan tekanan dari pihak luar. Ingatlah, kita harus lebih taat kepada Sumber Otoritas, yaitu Allah dan bukan pada otoritas turunan, seperti: orangtua, pemerintah, guru, dll. Jika kita lebih menaati otoritas turunan ketimbang Sumber Otoritas, kita pun berdosa karena telah menggantikan Sumber Otoritas dengan otoritas turunan yang merupakan manusia yang dicipta, terbatas, dan berdosa (Pdt. Dr. Stephen Tong: created, limited, and polluted).

B. Kerinduan Kita Mengasihi Allah Lebih Dalam Lagi
Setelah kita membahas mengenai bagaimana kita mengasihi Allah, kita merenungkan terlebih dahulu seberapa dalam kita mengasihi-Nya. “Seberapa dalam” mengindikasikan adanya ukuran/tingkat kita mengasihi-Nya. Kita tidak mengasihi-Nya dengan sembarangan, tetapi kita mengasihi-Nya lebih dalam lagi. Hal ini ibarat seorang pria mengasihi pasangan (pacar/istri)nya. Pria mengasihi pasangannya tentu bukan sebatas rutinitas, tetapi ada suatu hati yang ingin mengasihi pasangannya lebih dalam lagi. Artinya, si pria ini mau memberikan yang terbaik kepada pasangannya, misalnya, memberikan apa yang pasangannya sukai.
Bagaimana kita bisa memiliki kerinduan untuk mengasihi Allah lebih dalam lagi?
1. Kerinduan untuk mengenal Allah lebih dalam lagi
Kita bisa memiliki kerinduan untuk mengasihi Allah lebih dalam lagi ketika kita memiliki kerinduan untuk mengenal-Nya lebih dalam lagi. Di sini, kasih dikaitkan dengan pengenalan. Di dalam dunia sekuler saja, kita mengetahui bahwa seorang cowok baru bisa mengasihi pasangan (pacar/istri)nya lebih dalam lagi tatkala pria tersebut mengenal pasangannya. Artinya, si cowok ini mengenal pasangannya secara keseluruhan. Misalnya, si cewek suka warna tertentu, maka tentu sebagai pasangannya, si cowok harus mengetahui favorit warna pasangannya. Begitu juga sebaliknya dengan si cewek juga harus mengenal warna favorit apa dari cowoknya. Bukan hanya di dalam hal itu, masing-masing pasangan juga harus mengenal karakter, iman, dll dari pasangannya. Misalnya, cowok pasti mengenal ceweknya yang agak sensitif (mudah marah), begitu juga sebaliknya, cewek pasti mengenal cowoknya yang mungkin penyabar. Itulah yang dinamakan pengenalan. Dunia kita mengenal hal ini dengan baik, tetapi anehnya, justru orang Kristen yang tidak mengenalnya dalam kaitan dengan hal-hal kerohanian. Di dalam hal rohani, kita katanya mengasihi Allah, tetapi ketika kita disuruh mengenal Allah, kita malas. Bagaimana kita mengenal Allah lebih dalam lagi? Ya, jelas, melalui Alkitab, kita mengenal Allah, karena di dalam Alkitab, firman Allah, kita mengenal banyak mengenai Allah yang adalah Mahakudus, Kasih, Mahaadil, Mahabijak, Mahaagung, dll. Nah, masalahnya adalah kita malas membaca Alkitab, sehingga kita tidak mengenal Allah secara penuh, tetapi hanya parsial. Bagaimana kita bisa mengasihi Allah jika kita tidak mengenal-Nya lebih dalam lagi? Kita kalau disuruh melayani Tuhan, kita giat sekali, tetapi kalau kita disuruh belajar firman-Nya, kita malasnya bukan main. Ini tanda kita sebenarnya tidak pernah mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, karena kita maunya melayani-Nya tanpa mau belajar Pribadi yang kita layani. Inilah kegagalan orang Kristen di zaman postmodern, suka menonjolkan diri, tetapi tidak mau belajar/merendah. Bagaimana dengan kita? Apakah kita lebih suka melayani Tuhan saja ataukah kita lebih suka mengenal Pribadi yang kita layani sambil melayani-Nya sebagai wujud kita mengasihi-Nya? Biarlah kita mengintrospeksi diri kita masing-masing.

2. Kerinduan untuk menyenangkan hati Allah
Kedua, setelah kita rindu mengenal Allah, selanjutnya kita dituntut untuk menyenangkan hati Allah. Saya akan memberikan ilustrasi. Setelah kita mengenal pasangan kita, kita tentu memiliki kerinduan untuk menyenangkan hatinya. Misalnya, jika pasangan kita menyukai makanan tertentu, kita berusaha menyenangkan hatinya, minimal ikut makan dengannya. Misalnya, jika iman pasangan kita lemah, kita harus menguatkannya. Bagaimana hubungan kita dengan Allah? Setelah kita mengenal Allah, apa yang kita lakukan kemudian? Pengenalan akan Allah tidak cukup hanya sebatas rasio yang mengerti theologi, tetapi pengenalan akan Allah mencakup tindakan bagaimana menyenangkan hati Allah. Kata “berkenan kepada Allah” dalam Roma 12:2 di dalam bahasa Yunani bisa diterjemahkan sebagai disenangi Allah.1 Uniknya, Roma 12:2 ini dikaitkan dengan ibadah sejati. Ibadah sejati adalah ibadah yang tidak dipengaruhi oleh dunia (secara pasif) dan mengubah pola pikir kita sesuai dengan kehendak Allah yang: baik, berkenan kepada Allah, dan yang sempurna (secara aktif). Dengan kata lain, bagaimana kita menyenangkan Allah? Kita menyenangkan hati Allah dengan terus berusaha melakukan apa yang Ia inginkan. Alkitab mengajar, “Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.” (1Yoh. 5:2) Dengan kata lain, kita dapat mengasihi Allah lebih dalam lagi tatkala kita menyenangkan hati-Nya dan kita bisa menyenangkan hati-Nya tatkala kita melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Bagaimana kita bisa melakukan apa yang diperintahkan-Nya?
a. Kerelaan untuk taat mutlak.
Kita bisa melakukan apa yang diperintahkan-Nya dengan pertama-tama kita rela untuk taat mutlak. Apa artinya taat mutlak? Berarti, kita menundukkan diri kita secara mutlak kepada Allah. Menundukkan diri berarti kita patuh dan tidak bertanya apa pun kepada Allah. Menundukkan diri juga berarti mengatakan TIDAK kepada kehendak diri yang bertentangan dengan kehendak Allah. Ketika Allah memanggil Abraham keluar dari Urkasdim, Abraham taat. Artinya adalah Abraham tidak bertanya apa pun kepada Allah tentang masa depannya ketika ia keluar dari Urkasdim. Mengapa Abraham tidak bertanya apa pun? Karena ia beriman pada dan di dalam Allah. Iman inilah yang mengakibatkan ia berkomitmen menjalankan perintah Allah dengan segala risiko yang harus ia tanggung. Iman yang sama juga terdapat di dalam diri Paulus. Karena iman, ia rela taat mutlak akan pimpinan Allah ke mana pun ia diutus. Paulus tak pernah bertanya risiko yang harus ia hadapi. Hanya satu yang ia lakukan yaitu TAAT. Mengapa para tokoh di Alkitab bisa memiliki ketaatan kepada Allah? Karena mereka yang sudah diselamatkan memiliki komitmen iman untuk terus menyenangkan Allah dengan melakukan perintah-Nya. Bagaimana dengan kita? Ketika firman Tuhan diberitakan baik melalui pembacaan Alkitab maupun di dalam khotbah, bagaimana reaksi kita? Ketika firman Tuhan mengajar kepada kita untuk menyangkal diri dan memikul salib, sudahkah kita siap untuk taat mutlak? Apakah kita masih bertanya dan menimbang untung ruginya kita ketika menyangkal diri? Mari kita introspeksi diri masing-masing: seberapa rindukah kita rela taat mutlak kepada perintah Allah?

b. Kerelaan untuk ditegur dan ingin bertumbuh terus-menerus.
Kita sudah taat mutlak, tetapi mungkin sekali di dalam proyek ketaatan kita, ada hal-hal yang belum kita jalankan atau kita belum taat 100%. Di sini, kita membutuhkan kerelaan untuk ditegur oleh saudara seiman kita dan ingin bertumbuh di dalam iman terus-menerus. Orang yang dewasa TIDAK diukur dari seberapa tinggi pendidikan akademis yang dia peroleh atau seberapa hebat dia menguasai segala sesuatu. Orang yang dewasa diukur dari seberapa dia mau DITEGUR. Orang dewasa yang ketika ditegur, langsung marah-marah, itu membuktikan orang itu sebenarnya masih kekanak-kanakan (childish behavior). Dewasa ini, teguran adalah sesuatu yang “haram.” Di dalam Kekristenan postmodern, ketika ada hamba Tuhan yang bertanggung jawab menegur dosa jemaat/gereja lain yang menyeleweng dari Alkitab, hamba Tuhan itu dicap kurang cinta kasih, “menghakimi,” dll, lalu memakai Matius 7:1 untuk mendukung argumentasinya yaitu perkataan Tuhan Yesus yang mengajarkan agar kita jangan menghakimi. Apakah benar Matius 7:1 mengajarkan agar kita jangan menghakimi? TIDAK! Matius 7:1 memang mengajar bahwa kita jangan menghakimi, tetapi jangan lupa, di ayat 2-5, Tuhan Yesus menajamkan makna di ayat 1 yaitu kita harus menghakimi dengan standar/ukuran yang benar. Artinya, kita jangan menghakimi kesalahan orang, jika kita sendiri memiliki kesalahan yang sama dengan kesalahan orang yang kita hakimi. Misalnya, kita adalah koruptor, lalu kita menghakimi koruptor lain. Itu adalah penghakiman yang tidak adil, karena kita menghakimi kesalahan orang lain, padahal kesalahan kita tidak berbeda dengan kesalahan orang yang kita hakimi. Jika memang “benar” bahwa di Matius 7:1, Tuhan Yesus menyuruh kita untuk tidak menghakimi, mengapa di ayat 15-23, Tuhan Yesus yang sama menghakimi siapa yang sesat dan tidak? Di sini, kita harus mengerti totalitas pengertian Alkitab tentang menghakimi yang benar, bukan dengan motivasi yang sembrono dan tidak bertanggung jawab. Kita menghakimi sesuai dengan ukuran yang benar yaitu Kebenaran Allah, selebihnya kita menyerahkannya kepada Allah (bdk. Rm. 12:19). 

Konsep teguran atau/dan penghakiman yang benar ini mengakibatkan kita semakin taat kepada Allah dan semakin rindu bertumbuh. Mengapa? Karena dengan teguran itu, kita disadarkan akan kekurangan kita di dalam proyek ketaatan kita, kemudian kita dibangkitkan kembali hasrat untuk terus bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus melalui karya Roh Kudus. Roh Kudus bisa memakai teguran dari saudara seiman kita untuk mempertumbuhkan iman kita. Oleh karena itu, jangan sepelekan teguran dari saudara seiman kita. Pikirkanlah baik-baik teguran itu dari perspektif kebenaran Allah. Jika teguran itu benar, terimalah dengan kerendahan hati dan ubahlah seluruh kekurangan kita dengan bantuan Roh Kudus. Sudahkah hati kita terbuka pada teguran Roh Kudus baik secara langsung maupun melalui saudara seiman kita untuk menjalankan perintah-Nya? Pertumbuhan iman dan karakter kita dimulai dari kerinduan kita ditegur.

c. Kerelaan untuk saling menguatkan sesama umat Tuhan.
Setelah kita rela ditegur, selanjutnya kita bukan hanya menerima teguran, tetapi kita pun dituntut untuk menguatkan sesama umat Tuhan lainnya. Di sini, kita membutuhkan satu komunitas hidup (istilah yang saya pinjam dari Pdt. Sutjipto Subeno ketika mengeksposisi Matius: life community–komunitas hidup). Komunitas hidup adalah komunitas yang saling menguatkan iman dan karakter satu sama lain. Komunitas yang saling menguatkan adalah komunitas yang ingin bertumbuh bersama untuk menjalankan perintah Tuhan. Misalnya, jika kita sudah menjalankan perintah Tuhan tertentu, kita bisa mengingatkan sesama kita yang belum menjalankannya, begitu juga sebaliknya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita sebagai anggota tubuh Kristus mengingatkan dan menguatkan umat Tuhan lainnya ketika mereka berada di dalam jalan yang menyeleweng dari kebenaran?

Setelah kita merenungkan seberapa dalam kita mengasihi-Nya, bagaimana respon kita? Sudahkah kita memiliki kerinduan yang dalam untuk lebih lagi mengasihi Allah dan firman-Nya dengan menaati apa yang difirmankan-Nya? Amin. Soli Deo Gloria.

jangan sendirian, nenek bilang berbahaya ui...

Syaloom readers...

Jangan sering sendirian yah...

ini topik yang mau saya angkat bagaimana bisa menang atas godaan..

Mari kita baca dulu ayat2 di bawah ini.. mudah2an bisa nyambung dengan cerita berikut

Pengkotbah 4:9 

Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan. 

dari bacaan di atas jelas kita butuh 'sesama' untuk dapat saling menolong dan membantu kita, sebagaimana Tuhan bilang tidak baik kalau manusia sendirian dan Tuhan berikan penolong bagi kita...

Topik utamanya adalah : mengapa Daud bisa jatuh dalam dosa.....jawaban saya yg sederhana adalah karena ia sendirian saat itu

mari kita baca lagi....

Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. 

perhatikan baik2 kata2 yang dibold dan diberi warna merah...Daud sendiri ketika para raja2 ikut berperang.. 

saya tidak selalu benar dalam hal mentafsirkan ini, tapi satu hal.. hati2 dalam menggunakan waktu , kadang bahkan sering godaan bisa masuk saat kita lagi 'santai'. santai tidak dosa lho, cuman hati hati  

how you spent your time will affect your destiny../bagaimana cara kita memakai waktu kita itu yang akan menentukan 'final kehidupan' kita 


11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. 

"dulu saya sering protes kepada teman2 saya.. eeiit nanti dulu jangan salahkan Daud dulu dong dia kan nda sengaja.. harusnya salahkan Batsyeba.. kenapa mandi sembarangan nda liat kanan kiri... 

tapi akhirnya saya sadar bukan salah Batsyeba karena dia tidak tahu Daud nda sengaja 'ngintip' dia mandi dari atas sotoh istana.. selain itu kan dia pikir kan semua prajurit lagi asyik perang kok.. 

saya pernah baca buku Sergio Scataglini tentang 12 pelanggaran dan saya pikir bagus say tulis di sini... 

tatapan dua detik...dua detik pertama saat kita memandang misalkan 'objek perempuan miskin' itu tdk berdosa, karena mungkin kita tidak sengaja.. tapi detik2 berikutnya itu yang akan membuat kita bisa jatuh dalamnya.. ini buat para cowok... 

karena saat itu kita para cowok mulai melakukan 'entertaint' /membuahi pikiran kita itu... wah cantiknya yah... mulus lagi...montok hehhee, saat kita mulai merespon pikiran kita..hati hati... karena Yakobus bilang kalau udah matang ntar jadi maut lho.. 

buat para readers yg tidak mengerti istilah 'perempuan miskin', saya kasih definisi.. perempuan miskin adalah perempuan yang tdk sanggup membeli pakaian secara utuh... , jadi pakaiannya mini.dan mini.. itu sebabnya ada istilah u can c or u can touch 

detik pertama dan kedua, mungkin kita tdk sengaja sehingga kita tdk punya 'kontrol' atas penglihatan atau visi yg kita lihat... tapi detik berikutnya kita masih punya 'kontrol' mau diterusin apa nda itu visi... 

maaf agak panjang.. misalkan saya jalan dari atas jembatan trus liat perempuan mandi di sungai ... apa saya salah? tentu tidak namanya juga tidak sengaja dan tidak tahu.. tapi kalau saya mulai turun atau stop kemudian saya menatap 'keindahan' ciptaan Tuhan yang satu ini.. wah kacau ... kacau, sekali lagi kacau...  

meskipun saya menatapnya sambil berbahasa roh juga tidak ada gunanya hehehe kan ada yg ngomong.. kita liat nda pa pa kok.. nonton film triple X nda papa kok, kan ntar nontonnya sambil berbahasa roh , maaf yah bagi para karismatik nyentrik...saya juga karismatik kok.. 

di dalam kehidupan ini ada hal hal yang tidak bisa kita pilih..ada hal hal yang tidak dapat kita kontrol... 

saya tdk dapat mengontrol atmosfer di luar 'saya', apakah hari ini hujan, mendung, panas terik, atau lembab, saya juga tdk dapat menentukan apa saya akan bertemu dengan hal hal yang 'nyaman' atau kah sebaliknya..., misalkan saya sduah hati hati nyetir eh tiba tiba ada yg nyelonong nanbrak kendaraan saya.. ada hal2 yg diluar kontrol saya... 

tapi satu hal yg saya tahu dan tahu dan tahu.. 

saya memiliki 'kontrol sepenuhnya' terhadap 'atmosfer' yang ada di dalam saya.. apakah saya akan bereaksi negatif...atau kah saya akan bereaksi sesuai Firman Tuhan  

11:3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." 

lihat di sini Daud sudah 'melangkah' jauh... dia mulai entertaint/membuahi pikiran dan kehendaknya dan merespon jauh...di sini free will nya Daud mulai bekerja... 

anak 2 Tuhan dan para reader yg kukasihi... tidak ada yang kebal dengan dosa... selama kita tinggal di dalam daging ini.. kita sangat rentan... 

kami para cowok memiliki kelemahan paling banyak ' pada mata kami', dengan kata lain kami mudah jatuh dalam hal pandang-memandang ...itu sebabnya buat anak2 Tuhan yg perempuan yg tahu kebenaran ..please berpakaianlah yg rapi dan sopan...  

saya juga tidak kebal kok.. kungfu sakti sembilan matahari pun tdk bisa dipake kalau ngeliat perempuan sexy , 

kalo cewek agak mendingan karena kelemahan mereka bukan pada 'mata' mereka.. dan mereka termasuk makhluk yang 'on' nya agak lambat.. yah harap maklum.. namanya juga mesin 'diesel' lambat panasnya. 

11:4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.

11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung." 

berapa kali 'hajaran' untuk membuat seorang perempuan mengandung..Daud sangat tokcer dalam kasus ini. 

11:6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.

11:7 Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. 

lihat betapa liciknya hati yg sudah 'dibutakan' oleh dosa 


11:8 Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.

11:9 Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.

11:10 Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?"

11:11 Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!"

11:12 Kata Daud kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya

11:13 Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.

11:14 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.

11:15 Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati." 

pembunuhan berencana mulai diatur dengan 'cerdiknya' 


11:16 Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa.

11:17 Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.

11:18 Kemudian Yoab menyuruh orang memberitahukan kepada Daud jalannya pertempuran itu.

11:19 Ia memerintahkan kepada suruhan itu, demikian: "Jika engkau sudah selesai mengabarkan jalannya pertempuran itu kepada raja,

11:20 dan jikalau raja menjadi geram dan berkata kepadamu: Mengapa kamu demikian dekat ke kota itu untuk berperang? Tidakkah kamu tahu, bahwa orang akan memanah dari atas tembok?

11:21 Siapakah yang menewaskan Abimelekh bin Yerubeset? Bukankah seorang perempuan menimpakan batu kilangan kepadanya dari atas tembok, sehingga ia mati di Tebes? Mengapa kamu demikian dekat ke tembok itu? --maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati."

11:22 Lalu pergilah suruhan itu dan sesampainya ia memberitahukan kepada Daud segala yang diperintahkan Yoab kepadanya.

11:23 Suruhan itu berkata kepada Daud: "Orang-orang itu lebih kuat dari pada kami dan keluar menyerang kami di padang. Tetapi kami mendesak mereka kembali sampai ke lobang pintu gerbang.

11:24 Pada waktu itu pemanah-pemanah menembak kepada hamba-hambamu dari atas tembok, sehingga beberapa dari hamba raja mati; juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati."

11:25 Kemudian berkatalah Daud kepada suruhan itu: "Beginilah kaukatakan kepada Yoab: Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Sebab itu perhebatlah seranganmu terhadap kota itu dan runtuhkanlah itu. Demikianlah kau harus kuatkan hatinya!"

11:26 Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu.

11:27 Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN. 

  

lihat.. mulanya hanya dari tatapan dua detik.... (istilah saya) 

Yak1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. 

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.  

apa yang ditabur oleh Daud apa kah ia tidak menuainya... anak dari Batsyeba yg sulung mati, Amnon memperkosa Tamar, kemudian Amnon dibunuh sama Absalom..terus Absalom mati ditombak ... Adonia juga habis dibunuh Salomo, semua dimulai dari tatapan dua detik... (istilah yg saya pakai) 

nah sekarang ini analisa saya... 

coba seandainya Daud naik ke atas sotoh istana berdua atau rame rame.. mungkin kah hal itu terjadi... ? 

mungkin iya mungkin tidak tapi kayaknya tidak.. 

coba bayangkan kalau dia naik pas nda sengaja ngeliat si Batsyeba mandi, si Yoab kan bisa bilang.. eh mata..eh mata raja jangan jelalatan begitu dong....,  

atau pas Daud naik ke atas sendirian pas lagi 'asyik2nya' nonton pemandangan tiba tiba dikagetkan sama Yoab atau pegawainya yg lain.. waduh Daud tuh bisa malu.. trus dia bilang... jangan bilang sapa2 yah.. peace man..., peace atau juga Daud bilang namanya juga roh penurut tapi daging lemah.. 

integritas kita diuji saat kita sendirian.. bukan rame rame.. 

buat para netters yg baik hati saran saya kalau lihat 'godaan' jangan dihadapi frontal.. menghindar saja.. 

mungkin ada yg bilang kaya tadi.. anak Tuhan kan harus berani...mari kita hadapi sambil berbahasa roh dan mengangkat puji pujian.. 

mau bhs roh kek, mau puji pujian kek... kamu nda kebal...thd godaan !!! titik 

itu sebabnya pacaran juga jangan ke tempat yg sepi dan gelap sepi soanya kata nenek berbahaya.. ' bahaya cu bahaya..' di sana banyak 'setan' wooiiiiii 

yusuf saja lepas bajunya lari keluar ketika menghadapi istri Potifar yang lagi 'hot' kok.. 

  

kalau kita lihat nanti daud bertobat tapi dia hrs menanggung konsekuensinya... 

begicu ceritanya bro n sis... 

udah dulu dah ngantuk nih

SPOUSE LOVER FROM GOD (PASANGAN HIDUP DARI TUHAN)

Dear friends,

Sometimes people don’t realize that when they are falling in love, they can’t avoid from the love it self. They can’t differ between love from God and love from Amour. Sometimes people are being influenced by secular doctrine which is unrealized they get into deeper ordinary love. It can’t be ignored that people live in this world and related to secular things of the world. Sometimes we are so happy and say to God, “Thank you Lord, finally I found someone to share my life with…”

But as the time goes by… can love keep standing strong trough the time?

Friends, mencari pasangan hidup sejati dalam terang tidaklah semudah mencari pasangan hidup dalam dunia sekuler. Seringkali seseorang tidak dapat membedakan kasih sejati yang berasal dari Tuhan dengan kasih yang berasal dari amour, yaitu perasaan cinta yang timbul dan begitu menggebu-gebu tanpa ada konfirmasi dari Tuhan. Memang sebagai manusia yang belum sepenuhnya sempurna, tidaklah mudah memisahkan diri dengan lingkungan dunia yang secara tidak langsung turut mempengaruhi gaya hidup seseorang.

RAHASIA DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP

Sebagai anak-anak yang dikasihi Tuhan, sebenarnya ada satu rahasia besar yang Ia singkapkan dalam memilih pasangan hidup, yaitu mengenai teguran rasul Paulus pada umat di Korintus, dalam kitab 2Korintus 6:14-18, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah yang terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: ”Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.”

Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa ayat tersebut diatas diterapkan untuk konteks lingkup ”pasangan”. Tuhan sendiri menjelaskan bahwa pemisahan diri disini dimaksudkan agar tidak seorangpun turut berperilaku sebagaimana kebiasaan yang telah orang-orang tidak percaya lakukan. Memisahkan diri disini telah ditangkap dengan baik artinya oleh para rasul pada zaman Gereja perdana atau zaman kasih anugrah. Para rasul tetap mendekatkan diri dengan mereka yang tidak percaya, namun menjauhkan diri dari setiap perbuatan dan kebiasaan orang-orang tidak percaya tersebut. Sebab bagaimanakah penuaian jiwa akan tercapai jika para rasul tersebut memisahkan diri dalam arti benar-benar secara fisik menjauh dan tidak dekat dengan mereka yang tidak percaya?

MENJAUHKAN DIRI NAMUN TETAP MENDEKAT

Sebagaimana Saulus yang tidak percaya dapat diubahkan Yesus menjadi Paulus seorang penuai jiwa terbesar di zamannya dimana di dalam setiap pelayanannya begitu menggelora tidak suam-suam kuku, maka demikian pula jika Tuhan berkenan, maka gelap akan menjadi terang dan sukacita bagi dunia, sebagaimana yang telah disingkapkan dalam kitab Kisah Para Rasul 13:47 – 48, Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.

Yesus telah mempercayakan kita yang telah ditebus oleh-Nya, untuk mejadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya kita membawa keselamatan sampai ke ujung bumi melalui firman Allah yang hidup.

MENGAPA PASANGAN HIDUP DICIPTAKAN ?

Masih mengenai seputar pasangan hidup, Allah berfirman dalam kitab Kejadian 2:18, Tuhan berfirman: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Allah melihat bahwa tidak baik manusia seorang diri dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Allah memberikan manusia seorang penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Yang perlu diingat disini adalah Allah selalu memberikan manusia penolong yang sepadan baginya.

SATU RUSUK DIPERUNTUKKAN HANYA UNTUK SATU PEREMPUAN

Lebih lanjut dalam kitab Kejadian 2:21-25, Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu”

Hal ini adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dimana manusia belum jatuh dalam dosa dan dapat berinteriksi dengan Allah.

Dalam ayat tersebut diatas, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Allah mengambil salah satu rusuk saja dari laki-laki, bukan beberapa rusuk. Jadi sesungguhnya seorang pasangan hidup yang sejati adalah pasangan yang telah Tuhan ciptakan dimana rusuk seorang laki-laki berada di tempat seorang wanita. Ya, masing-masing hanya bisa mempunyainya masing-masing seorang, bukan lebih dari beberapa orang.

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. Seorang laki-laki diharapkan dapat mandiri dan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, dan menjadi satu daging dalam suatu ikatan pernikahan yang kudus. Meninggalkan ini bukan berarti tidak ada interaksi ataupun perhatian sama sekali dengan orang tuanya, melainkan yaitu dapat mandiri membentuk suatu ikatan keluarga yang baru tanpa adanya campur tangan keluarga orang tuanya lagi.

Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Sungguh aneh memang karena saat mereka menikah, mereka telanjang dan menjadi satu daging, tidak ada lagi perasaan malu diantara mereka. Arti kata telanjang disini pun dapat diartikan bukan hanya dalam bentuk fisik saja, melainkan juga tidak ada hal-hal lagi yang seharusnya ditutupi oleh sepasang suami istri yang telah dikuduskan oleh Allah. Mereka akan menjadi satu daging, satu rupa dalam berbagai hal.

BAGAIMANA CARA MENGETAHUI BAHWA RUSUK LAKI-LAKI ITU TELAH BERADA DI PEREMPUAN YANG TEPAT ?

Jawabannya dapat digambarkan dalam dalam kitab Kejadian 24:36-46. Friends, telusuri dan teliti ayat ini dengan sangat hati-hati:

Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala harta miliknya. Tuanku itu telah mengambil sumpahku: Engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang istri dari antara perempuan Kanaan, yang negerinya kudiami ini, tetapi engkau harus pergi ke rumah ayahku dan kepada kaumku untuk mengambil seorang istri bagi anakku. Jawabku kepada tuanku itu: Mungkin perempuan itu tidak mau mengikut aku. Tetapi katanya kepadaku: Tuhan, yang dihadapan-Nya aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang istri dari kaumku dan dari rumah ayahku. Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku.

Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi, lalu kataku: Tuhan, Allah tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau membuat berhasil perjalanan yang kutempuh ini. Disini aku berdiri di dekat mata air ini; kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, - dialah kiranya istri, yang telah Tuhan tentukan bagi anak tuanku itu. Belum lagi aku habis berkata dalam hatiku, Ribka telah datang membawa buyung ke atas bahunya, dan turun ke mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku minum. Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta berkata: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku minum, dan unta-unta itu juga diberinya minum.

Abraham sebagai Bapa besar bangsa-bangsa berkata pada hambanya untuk mencarikan istri bagi Ishak, anak laki-lakinya dan menghasilkan keturunan sebagaimana janji Allah pada Abraham bahwa Allah akan menjadikan keturunannya bagaikan banyaknya bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Sesuai dengan firman Allah, Abraham berpesan pada hambanya itu hanya untuk mencari calon istri yang berasal dari kaumnya, bukan dari kaum bangsa Kanaan atau bangsa lainnya. Abraham menginginkan generasi keturunannya nanti taat dan setia akan Tuhan. Dan kepada hambanya itu, Abraham mengambilkan sumpah agar benar-benar mencarikan istri bagi Ishak yang berasal dari kaumnya.

Hamba tersebut kemudian menjalankan semua pesan Abraham, hingga ia sampai ke suatu tempat di dekat Aram-Mesopotamia, di kota Nahor.

Nah disinilah hamba tersebut meminta konfirmasi dari Tuhan, Hamba tersebut menyerahkan semua proses dan keputusan masa depan Ishak di tangan Tuhan. Hamba itu meminta konfirmasi dari Tuhan, jika benar ia istri yang Tuhan tentukan bagi Ishak, kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, - dialah kiranya istri, yang telah Tuhan tentukan bagi anak tuanku itu. Dan sungguh ajaib Tuhan mendengar apa yang hamba itu doakan. Ribka, gadis yang ditemuinya di tepi mata air di kota itu benar-benar melakukan persis seperti apa yang telah ia konfirmasikan pada Tuhan. Hamba itu pun berlutut dan sujud menyembah Tuhan, sebagaimana tertulis dalam kitab Kejadian 24:48, Kemudian berlututlah aku dan sujud menyembah Tuhan, serta memuji Tuhan, Allah tuanku Abraham, yang telah menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan saudara tuanku ini bagi anaknya.

Bukan hanya konfirmasi dari hamba itu saja yang dipenuhi, melainkan juga konfirmasi dari Abraham pun turut dijawab, yaitu ketika Abraham berpesan pada hambanya, untuk mencari calon istri bagi Ishak yang berasal dari kaum keturunannya dan berpesan: Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku. Konfirmasi dari Abraham ini pun dijawab Tuhan. Ribka berasal dari kaum keturunan Abraham (Kejadian 24:24). Dan ada satu lagi konfirmasi Abraham yang dijawab Tuhan luar biasa yaitu keluarga Ribka mengijinkan Ribka turut serta pergi meninggalkan kampung halamannya untuk ikut dengan hamba Abraham menemui Ishak (Kejadian 24:51, 58-59). Sungguh suatu konfirmasi yang luar biasa, karena pada masa itu wanita yang belum menikah hampir dikatakan tidak ada yang mau berpisah dengan orang tuanya untuk pergi kepada orang asing yang belum dikenalnya. Disini terlihat kuasa Tuhan sungguh luar biasa, Tuhan turut serta memperlancar proses hubungan ini hingga Ishak dan Ribka menikah.

Pergumulan dalam mencari pasangan hidup memang bisa dibilang cukup sulit bagi orang percaya, karena mencari pasangan hidup yang benar tidak hanya mengandalkan perasaan saja, melainkan juga melibatkan Tuhan dalam segala proses. Pasangan hidup menyangkut seluruh aspek masa depan, mengingat dalam kehidupan Kristen menikah adalah sekali untuk seumur hidup, jadi jika salah membuat keputusan tentu akan berakibat fatal untuk masa depan. Karena jika mengandalkan perasaan atau feeling, akan dengan mudah membuat celah bagi Amour untuk masuk dan langsung menerima pasangan hidup tanpa ada konfirmasi lagi pada Tuhan. Konfirmasi disini dimaksudkan agar calon pasangan hidup benar-benar diteguhkan Tuhan dan berasal dari rusuk yang benar. Konfirmasi peneguhan pasangan hidup pada Tuhan bisa berupa apa saja, entah itu peneguhan berupa persamaan visi, persamaan nubuatan, ataupun peristiwa tertentu yang menurut seseorang sangatlah mustahil dilakukan bila ia bukan pasangan sejatinya, seperti contoh Ribka.

ADAKAH PERTENGKARAN DALAM RUMAH TANGGA SEIMAN ?

Memang teori konfirmasi cukup mudah bila dikatakan, namun terkadang cukup sulit untuk diterapkan dalam prakteknya. Mengingat zaman sekarang, dimana semua hal semakin menjurus ke proses yang serba instan, berbagai kalangan tidak ingin pusing memikirkan proses konfirmasi yang rumit dan bertele-tele.

Terkadang bila konfirmasi sudah didapatkan dari Tuhan dan benar-benar menemukan pasangan yang tepat sesuai dengan rusuknya, tidak menutup kemungkinan munculnya pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga. Tidak perlu menjadi heran, karena pertengkaran dalam rumah tangga ini telah terjadi semenjak manusia jatuh ke dalam dosa dan terus berlanjut hingga ke anak cucu sekarang ini, sebagaimana peristiwa Adam dan Hawa yang terjadi dalam kitab Kejadian 3:11-13, Firman-Nya: ”Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: ”Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: ”Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

Adam dan Hawa sebagai nenek moyang manusia, ketika jatuh kedalam dosa saat memakan buah dari pohon yang dilarang Allah, tidak dapat mempertanggung jawabkan dosanya, melainkan saling menyalahkan. Disinilah pertengkaran dalam ”rumah tangga” itu dimulai.

Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Adam menyalahkan Hawa karena istrinya itulah yang telah menawari Adam buah dari pohon yang seharusnya tidak boleh dimakan itu.

Jawab perempuan itu: ”Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Hawa menyalahkan ular (iblis) yang telah memperdayakan dirinya.

Kehidupan rumah tangga mereka tak luput dari masalah dan pertengkaran sehingga saling menyalahkan. Namun Allah adalah setia dan adil, Ia tahu bagaimana cara menyelesaikan setiap masalah dalam kehidupan suami-istri tersebut dan kembali memulihkan hubungan mereka.

Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. (Kejadian 3:7)

Meskipun Adam dan Hawa telah melakukan dosa dan saling menyalahkan, namun Allah tetap menyayangi mereka dan mencukupkan kebutuhan mereka. Saat manusia jatuh kedalam dosa, mereka seakan dibukakan mata mereka bahwa mereka berdosa, mereka malu, mereka tahu bahwa mereka telanjang, namun Allah tetap memperdulikan dan menyayangi mereka. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka (Kejadian 3:21).

BAGAIMANA SEANDAINYA PASANGAN TIDAK SEIMAN SUDAH TERLANJUR MENIKAH?

Friends, Allah adalah setia dan adil. Ia tidak akan pernah mengecilkan hati umat yang berharap padanya. Jika mereka telah mengenal kebenaran firman Tuhan sebelum menikah, hendaknya turutilah kebenaran firman Tuhan itu dengan sungguh-sungguh jangan suam-suam kuku. Namun bagi mereka yang beru mengenal firman Tuhan setelah mereka menikah, inilah jawabannya, Tuhan berfirman melalui Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam kitab 1 Korintus 7:10-15, Kepada orang-orang yang telah kawin aku, tidak, bukan aku, tetapi Tuhan – perintahkan, supaya seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya. Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang istri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh istrinya dan istri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.

Disini adalah hikmat, barangsiapa bertelinga hendaklah mendengar.
Friends, saat memutuskan untuk menikah, ada baiknya merenungkan terlebih dahulu 1 Korintus 7 : 1-16, Tentang perkawinan.